Kamis, 03 Juli 2014

Contoh Berita

Suasana pementasan ketoprak berjudul Daredah di panggung terbuka FBS UNNES, Rabu malam (5/5).

Ranu Tetap di Hati
Suksesnya Pementasan Ketoprak
FBS UNNES, RABU (5/6) – Tidak seperti malam biasanya di panggung terbuka dibanjiri ratusan orang. Malam itu diadakan pentas ketoprak untuk mengenang 100 hari wafatnya Sidiq Ranu Wijaya (24), dosen muda Bahasa dan Sastra Jawa. Hal ini merupakan wujud kasih sayang dari orang-orang tercinta.
“Ketoprak adalah hal yang paling Mas Ranu senangi, lewat pementasan ketoprak kemarin Mas Ranu berhasil mengumpulkan teman-teman dan orang-orang yang sayang dengan Mas Ranu yang tentu juga senang ketoprak. Tapi, jika boleh meminta pementasan kemarin tidak terlaksana saja jika kondisinya demikian. Kondisi yang tidak diharapkan banyak orang. Orang-orang tentu berharap pentas itu terlaksana dengan adanya sosok Mas Ranu. Namun, semua kehendak Tuhan. Ini salah satu yang dapat teman-teman persembahkan untuk Mas Ranu,” ujar pemeran Widyasmara dalam Ketoprak Daredah, Wahyu Miraningsih, Kamis (6/6).
Sidiq Ranu Wijaya adalah seorang aktivis dengan segudang kegiatan meninggal dunia pada hari Minggu Wage 24 Februari 2013 lalu. Di masa hidupnya, dia sangat senang dengan seni. Tiada hari ia lalui tanpa seni. Tak heran jika dalam mengenang 100hari kepergiannya diadakan pentas ketoprak. Meski cerita Daredah tidak menggambarkan sosok Sidiq Ranu Wijaya. Namun dengan diadakannya ketoprak rasa cinta mereka bersatu-padu.
Meski persiapan hanya dua hari, namun dengan banyaknya partisipasi para sahabat dan orang-orang tersayang, pementasan dapat berjalan lancar dan sukses besar.  Sebelum pagelaran ketoprak dimulai, para penonton disuguhi gendhing Jawa dari para sahabat karawitan dan panembrama, pembacaan gurit oleh lima mahasiswi jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, pembacaan “Surat Cinta untuk Ranu”, serta Tari Sesaji oleh Sri Paminto dan tiga penari jurusan Sendratasik. Tidak lupa sambutan dari ketua panitia dan ucapan terima kasih orang tua Sidiq Ranu Wijaya yang telah mengadakan acara tersebut.
Dalam pagelaran ketoprak yang berjudul Daredah itu dilakonkan oleh para dosen dan mahasiswa, tidak hanya dari jurusan Bahasa dan Sastra Jawa namun juga dari jurusan lain. Di tengah-tengah kekhusyukan menonton pementasan, para penonton menjadi tertawa lebar dengan adanya dagelan. Dagelan tersebut sedikit melenceng dari jalannya cerita, yaitu dengan membahas hasil pemilihan umum Gubernur Jateng kemarin. Namun dengan adanya dagelan mengingatkan pada sosok Sidiq Ranu Wijaya yang selain bisa ngemong, tetapi juga nglucu.

Tak hanya pementasan ketoprak pada malam  itu, tetapi juga peluncuran buku yang berjudul “Kanggo Ranu” dan peresmian perpustakaan “Sidha Dharma Siswa”. Dalam buku tersebut memuat karya Sidiq Ranu Wijaya semasa hidup dan  kumpulan tulisan para sahabat. Di dalam perpustakaan tersebut pun berisi buku-buku Sidiq Ranu Wijaya yang nantinya dapat dimanfaatkan khusus para peminat seni dan masyarakat pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar