Efektifitas
kerja sangatlah diperlukan dalam suatu organisasi dalam hal ini adalah
organisasi sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
terciptanya efektivitas kerja maka pegawai akan berusaha mengatasi dan memecahkan
masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan. Sebaliknya ketidakefektivan
dalam bekerja maka pegawai akan mudah putus asa bila mendapatkan kesulitan
dalam pelaksanaan tugas sehingga sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai efektivitas kerja guru dan karyawan akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain adalah Komunikasi dan Kepemimpinan kepala
sekolah. Komunikasi adalah suatu proses
pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim pesan dengan si
penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. (Muhammad, 2001 : 5) Komunikasi intern merupakan komunikasi antar
personel yang ada dalam organisasi harus senantiasa di kembangkan, baik oleh
kepala sekolah maupun oleh para guru dan personel lainnya. Komunikasi intern
yang terbina baik akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan
pekerjaan sekolah yang menjadi tugas bersama.
Komunikasi
merupakan sarana yang diperlukan guna untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan
kegiatan pegawai ketujuan dan sasaran organisasi. Selain itu komunikasi juga
sebagai sarana untuk menyatukan arah dan pandangan serta pikiran antara
pimpinan dan bawahan dalam hal ini Kepala sekolah dan guru serta karyawan lainnya.
Dengan adanya komunikasi, bawahan dapat memperoleh informasi dan petunjuk yang
jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan dan kesalahpahaman yang ada
sehingga akhirnya akan mempengaruhi efektivitas kerja bawahanya.
(Suprihatin, 2004:99) Peranan komunikasi tidak saja sebagai sarana
atau alat bagi Kepala Sekolah menyampaikan informasi, misalnya tentang suatu kebijakan,
tetapi juga sebagai sarana memadukan aktifitas-aktifitas secara terorganisasi
dalam mewujudkan kerjasama. Bahwa suatu organisasi tidak dapat melaksanakan
fungsinya tanpa adanya komunikasi dan bahkan lebih dari itu organisai tidak
dapat berdiri tanpa komunikasi.
Komunikasi
diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan bawahan ketujuan
dan sasaran organisasi. Selain itu komunikasi juga sebagai sarana untuk menyatukan
arah dan pandangan serta pikiran antara pimpinan dan bawahan. Dengan adanya
komunikasi bawahan dapat memperoleh informasi dan petunjuk yang jelas sehingga
tidak menimbulkan keragu-raguan dan kesalahpahaman yang pada akhirnya akan mempengaruhi
efektivitas kerja pegawai. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Suprihatin
(2004 : 100). Hal yang harus diperhatikan
oleh semua personel yang ada dalam suatu organisasi adalah terbinanya
komunikasi intern yang baik. Komunikasi
antara kepala sekolah dengan pihak guru ataupun karyawan maupun sesama guru
ataupun sesama karyawan harus dibina.
Adanya
komunikasi yang baik secara vertikal antara bawahan dan atasan maupun secara
horizontal di antara pelaksana tugas di tingkat bawah akan memungkinkan semua
pesan tugas dari atas kepada bawahan yang lebih jelas yang pada akhirnya akan
memberikan kemudahan bahwa dalam melaksanakan tugas tersebut, sedangkan adanya
komunikasi antara pelaksana di tingkat bawah yang baik, akan memungkinkan
adanya pertukaran informasi diantara mereka yang pada akhirnya akan membantu memperlancar
jalannya pelaksanaan tugas tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Deddy
Mulyana (2001:167) komunikasi merupakan sarana yang diperlukan guna untuk mengkoordinasikan
dan mengarahkan kegiatan pegawai ketujuan dan sasaran organisasi. Selain itu
komunikasi juga sebagai sarana untuk menyatukan arah dan pandangan serta
pikiran antara pimpinan dan bawahan dalam hal ini Kepala sekolah dan guru serta
karyawan lainnya yang pada akhirnya akan memperlancar pelaksanaan tugas. Dengan adanya komunikasi, bawahan dapat
memperoleh informasi dan petunjuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan
keragu-raguan dan kesalahpahaman yang ada sehingga akhirnya akan mempengaruhi
efektivitas kerja bawahanya.
1.
Apa
yang dimaksud dengan komunikasi intern dan komunikasi ekstern ?
2.
Bagaimana
prinsip – prinsip dalam berkomunikasi intern?
3.
Bagaimana
bentuk – bentuk komunikasi intern ?
4.
Bagaimana
cara menjalin hubungan Sekolah dengan orang tua ?
5.
Faktor
apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap sekolah ?
1.
Mengetahui
pengertian komunikasi intern dan komunikasi ektern
2.
Mengatahui
prinsip – prinsip dalam berkomunikasi intern
3.
Mengeatahui
bentuk – bentuk komunikasi intern
4.
Mengetahui
cara menjalin hubungan Sekolah dengan orang tua
5.
Mengetahui
faktor – faktor yang memepengaruhi partisipasi masyarakat terhadap sekolah
1.
Dapat
mengimplementasikan komunikasi yang baik dalam sekolah maupun dalam lingkungan
masyarakat.
Komunikasi dalam
manajemen sekolah sangat diperlukan, baik komunikasi interen maupun komunikasi
eksteren. Kedua komunikasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran,
kemudahan, dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas.
Komunikasi
interen merupakan komunikasi antar personil harus senantiasa dikembangkan, baik
oleh kepala sekolah maupun oleh para guru dan personil lainnya. Komunikasi
interen yang terbina baik akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam
melaksanakan pekerjaan sekolah yang menjadi tugas bersama. Sedang komunikasi
eksteren merupakan bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan eksternal di
sekitarnya, untuk mendapatkan masukan dari lingkungannya berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah. Komunikasi eksteren ini meliputi
hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan hubungan sekolah dengan masyarakat,
baik secara individu maupun melembaga.
Dalam
pelaksanaan manajemen sekolah, pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan. Komunikasi interen yang terbina dengan
baik akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan serta
memecahkan persoalan sekolah.
Manajemen
dilihat dari kegiatan orang-orangnya berarti kerjasama dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan bersama.
Di sekolah memang tidak banyak personil
kalau dipandang dari personil dewasa, yaitu guru dan pegawai non guru. Namun
jika siswa dipandang sebagai personil sekolah, jumlahnya akan menjadi banyak.
Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara berbagai personil tersebut harus dikembangkan
sedemikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin. Kurang komunikasi akan
mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan, bahkan kegagalan
pencapaian tujuan. Kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk membina komunikasi
interen dengan sebaaik-baiknya agar para guru mampu bekerja sama untuk
meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.
Upaya membina komunikasi tidak sekedar
untuk menciptakan kondisi yang menarik dan hangat, tetapi akan mendapatkan
makna yang mendalam dan berarti bagi pendidikan dalam suatu sekolah. Dengan
demikian setiap personil dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta
terdorong untuk berprestasi lebih baik, dan mengerjakan tugas mendidiknya
dengan penuh kesadaraan.
Komunikasi interen sangat dirasakan manfaatnya, terutama oleh
seorang pemula yang baru memasuki satu dunia tersendiri, seperti sekolah.
Seorang pemula akan masih canggung dan hati-hati melaksanakan tugas besarnya,
karena ia masih harus adaptasi dengan lingkungan kerja, yang sama sekali baru.
Pada saat itu uluran tangan teman yang sudah bekerja lama disitu akan
membuatnya gembira dan berterimakasih. Sebaliknya pegawai lama pun
berkepentingan agar yang baru segera dapat berfungsi dengan tepat sehingga
tenaga baru itu akan menjadi bantuan yang sangat berharga. Dalam bekerja
bantuan sesama teman akan senantiasa diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan
dan memecahkan permasalahan yang dihadapi. Banyak masalah yang perlu
didiskusikan bersama, misalnya masalah pengajaran, model mengajar yang baru,
pendekatan baru, teknik evaluasi, dan lain-lain, kesemuanya itu perlu adanya
diskusi antar teman untuk menyempurnakan langkah dalam mencapai tujuan sehingga
efektif dan efisien.
Hubungan yang ada di sekolah antara lain
adalah hubungan pribadi, hubungan kedinasan, dan hubungan profesional. Hubungan
pribadi adalah hubungan yang didasarkan kepentingan pribadi, hubungan dinas
menghendaki kerjasama dan pertukaran pikiran. Hubungan profesional dipengaruhi
oleh “tata krama” profesional, terbuka untuk menggernukkan pendapat, keputusan
diambil berdasarkan pertukaran pendapat, dan keputusan bersifat pedoman.
Komunikasi interen dapat diikat oleh
ikatan profesional, yakni “tata krama” sesuai dengan Kode Etik Guru. Kalau
hubungan yang berlandaskan tata krama profesional kuat, hubungan pribadi akan
hadir dengan sendirinya dalam bentuk komunikasi profesioanl.
Kepala sekolah sebaiknya bertingkah laku
dengan menggunakan prinsip demokrasi dan harus menganggap guru bukan sebagai
pembantu, tetapi sebagai partner
(mitra) dalam kelompok. Untuk kepentingan itu kepala sekolah perlu
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Bersikap
terbuka, tidak memaksakan kehendak, tapi bertindak sebagai fasilitator yang
mendorong suasana demokratis dan kekeluargaan.
2) Mendorong
guru untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan suatu
masalah, dan mendorong supaya guru mau melaksanakan aktivitar dan
berkreativitas.
3) Mengembangkan
kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka dan mendengarkan pendapat orang lain.
4) Mendorong
para guru dan pegawai untuk mengambil keputusan yang terbaik dan menaati
keputusan itu.
5) Berlaku
sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil kesimpulan
secara redaksional.
Adapun prinsip komunikasi intern yang
harus dimiliki oleh seorang pimpinan organisasi selain tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
1) Pimpinan
harus mengadakan persiapan secara seksama sebelum berkomunikasi.
2) Pimpinan
harus membangkitkan perhatian komunikator sebelum komunikasi dimulai.
3) Memelihara
kontak pribadi selama berkomunikasi.
4) Tunjukan
diri sebagai komunikator yang baik.
5) Berbicara
secara menyakinkan.
6) Bersikap
empatik dan simpatik.
7) Bertindak
sebagai pembimbing bukan pendorong.
8) Mengemukakan
pesan komunikasi yang menyangkut kepentingan komunikan, bukan kepentingan komunikator
semata.
A.
Komunikasi Kebawah (Downward
communication) atau komunikasi kepala sekolah dengan para guru dan
karyawan.
Yaitu komunikasi yang bergerak dari pimpinan
ke bawahan. Tiap komunikasi yang mengalir dari pimpinan puncak hingga ke bawah
mengikuti hierarki adalah komunikasi kebawah. Pendapat lain mengatakan bahwa
komuniukasi kebawah adalah komunikasi yang mengalir dari pucuk pimpinan ke
berbagai jenjang yang ada dibawahnya, berisi yang berkaitan dengan pelaksanaan
fungsi pimpinan.
Tipe-tipe komunikasi kebawah dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Instruksi tugas
Instruksi tugas/pekerjaan yaitu pesan yang
disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan
bagaimana melakukanya. Pesan itu dapat berupa perintah langsung, deskripsi
tugas, prosedur manual, program latihan tertentu.
2.
Rasional
Rasional pekerjaan adalah pesan yang
menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktifitas itu dengan
aktifitas lain dalam organisasi atau obyek organisasi. Kualitas dan kwantitas
dari komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan mengenai
bawahanya. Bila pimpinan menganggap bawahanya pemalas maka pimpinan memberikan
pesan yang bersifat rasional ini sedikit tetapi bila bawahan dapat memotivasi
dirinya sendiri maka pesan rasional yang disampaikan banyak.
3.
Ideologi
Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan
perluasan dari pesan rasional. Pesan rasional penekananya ada pada penjelasan
tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi
sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna
memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.
4.
Informasi
Pesan informasi dimaksudkan untuk
memperkenalkan bawahan dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan
organisasi, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan
rasional.
5.
Balikan
Balikan adalah pesan yang berisi informasi
mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaan. Salah satu bentuk
sederhana dari balikan ini adalah apabila pimpinan tidak mengkritik
pekerjaannya, berarti pekerjaanya sudah memuaskan.
Metode komunikasi kebawah
keatas dapat dilakukan antara lain :
a.
Ketersediaan
Metode-metode yang sudah tersedia dalam suatu
organisasi lebih cenderung untuk digunakan. Bila diperlukan dapat ditambah
dengan metode lain untuk menjadikan lebih efektif. Dalam hal ini penggunaan
metode komunikasi cenderung menggunakan sarana-sarana yang telah tersedia dalam
organisasi. Misalnya dalam menyampaikan informasi dari pimpinan dengan
menggunakan memo, atau surat perintah dll.
b.
Biaya
Pertimbangan biaya yang paling murah akan
cenderung dipilih untuk menyebarluaskan informasi yang bersifat rutin dan tidak
mendesak. Tetapi bila informasi yang akan dikomunikasikan tidak bersifat rutin
dan mendesak maka soal biaya tidak begitu dipertimbangkan agar informasi cepat
sampai. Dalam penyampaian informasi keseluruh komponen organisasi pemilihan
biaya yang paling murah harus dipertimbangkan organisasi agar penggunaan biaya
tidak mengganggu jalannya organisasi dan penyampaian informasi dapat lebih
efektif.
c.
Dampak
Metode yang memberikan dampak atau kesan yang
lebih besar akan sering dipilih atau digunakan daripada metode yang sedang atau
kurang dampaknya. Dalam penggunaan metode ini akan dipilih metode yang dapat
memberikan kesan yang berarti kepada penerima pesan akan lebih sering digunakan
karena hal tersebut akan lebih mempercepat pemahaman dari penyampaian informasi
yang disampaikan
d.
Relevansi
Metode yang relevan dengan tujuan yang akan
dicapai paling sering dipilih. Penggunaan metode komunikasi kebawah harus
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dari penyampaian informasi
tersebut. Misalnya untuk memberikan informasi yang pendek mungkin lebih tepat
digunakan metode lisan yang diikuti dengan penggunaan memo. Tetapi jika tujuan
untuk memberikan informasi yang kompleks dan rinci maka lebih tepat menggunakan
metode laporan secara tertulis.
e.
Respon
Pemilihan metode juga dipengaruhi oleh apakah
respon terhadap informasi itu diinginkan atau diperlukan. Bila diinginkan maka
metode lisan secara tatapmuka lebih efektif dalam bentuk interpersonal maupun
rapat. Dalam hal ini adalah efek yang terjadi setelah informasi tersebut
disampaikan kepada bawahan, apakah respon dari bawahan bagus atau tidak, maka
hal tersebut harus selalu dipertimbangkan oleh pimpinan supaya tika memberikan
dampak yang buruk bagi organisasi.
f.
Skill
Metode yang paling cocok digunakan adalah
metode yang paling sesuai dengan skill si penerima dan si pengirim. Bila si
penerima mempunyai latar belakang pendidikan yang kurang, maka metode tulisan
yang bersifat kompleks kurang tepat digunakan. Penggunaan metode penyampaian
informasi harus memperhatikan kemampuan dari si penerima informasi, agar dapat
dicapai efektifitas penyampaian informasi karena kemampuan menerima informasi
dari setiap orang berbeda.
Selanjutnya mana metode yang paling efektif
dan paling sering digunakan oleh pimpinan adalah penggunaan saluran kombinasi
cenderung memberikan hasil yang terbaik. Dengan kata lain, untuk menyampaikan
informasi kepada para pegawai dengan tepat. Kombiasi saluran tulisan dan lisan
memberikan hasil terbaik. Mengirimkan pesan menggunakan lebih dari satu saluran
terasa berlebihan tetapi hal ini ternyata dapat memastikan bahwa pesan tersebut
akan selalu diingat oleh bawahan.
B. Komunikasi
keatas (Upward Communication) atau
komunikasi guru dan karyawan kepada kepala sekolah
Adalah
arus komunikasi yang bergerak dari bawah keatas. Pesan yang disampaikan antara
lain laporan pelaksanaan pekerjaan, keluhan karyawan, sikap dan perasaan
karyawan tentang beberapa hal, pengembangan prosedur dan teknik, informasi
tentang produksi dan hasil yang dicapai, dll. Jika arus informasi keatas tidak
lancar maka manajemen tingkat atas atau pimpinan kurang mengetahui dan
menyadari secara tepat keadaan organisasi pada umumnya.
Alasan pentingnya
Komunikasi dari bawah ke pimpinan antara lain, Pertama pimpinan mendapatkan
informasi yang di perlukan untuk menilai berbagai kekurangan, sebagai bahan
pengambilan keputusan dan mungkin untuk memperbaiki komunikasi kebawah,
terutama melalui beberapa jenis balikan. Balikan ini perlu untuk menentukan
apakah pegawai-pegawai telah menerima atau mengerti pesan-pesan yang di
sampaikan kepada mereka. Kedua, tanpa mekanisme komunikasi keatas melalui mana
pegawai yang lebih rendah dapat mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat atau
usul, menyatakan rasa tidak puas, menyatakan keluhan atau mengajukan
saran-saran mengenai kebijakan yang telah di tetapkan.
Komunikasi keatas mempunyai beberapa
fungsi atau nilai tertentu sebagai berikut:
a)
Dengan adanya
komunikasi keatas pimpinan dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi
informasi dari mereka dan bagaimana baiknya pimpinan menerima apa yang
disampaikan karyawan.
b)
Arus komunikasi keatas
memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan.
c)
Komunikasi keatas
memperkuat apresiasi dan loyalitas bawahan terhadap organisasi dengan jalan
memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan mengajukan ide-ide dan
saran-saran tentang jalannya organisasi.
d)
Komunikasi keatas
membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan pimpinan
mengetahuinya.
e)
Komunikasi keatas
menjadikan pimpinan dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang
dia maksudkan dari arus informasi yang ke bawah.
f)
Komunikasi keatas
membantu bawahan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dan memperkuat
keterlibatan mereka dalam tugas-tugasnya dan organisasi.
C. Komunikasi
Horisontal (Horizontal Comunication)
Apabila terjadi komunikasi diantara
anggota kelompok kerja yang sama, diantara kelompok kerja pada tingkat yang
sama, diantara manajer pada tingkat yang sama atau antara bagian atau
departemen pada tingkat yang sama, atau antara pegawai-pegawai apa saja yang
secara horizontal sama dalam hierarki organisasi, maka komunikasi tersebut
adalah komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal ini sangat inten dilakukan
antar bagian yang memiliki tingkat sekuensi kerja yang tinggi, yang dimaksudkan
untuk menghemat waktu dan memudahkan melakukan koordinasi yang dapat
berlangsung secara formal (hubungan-hubungan kerja dalam pembagian struktur
kerja diatur secara formal atau secara informal) untuk mempercepat tindakan.
Komunikasi horizontal mempunyai tujuan
tertentu diantaranya sebagai berikut:
a)
Mengkoordinasikan
tugas-tugas. Bagian-bagian tertentu yang sama jenjangnya dalam organisasi
kadang-kadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan
hala-hal yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi.
b)
Saling membagi
informasi untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas.
c)
Memecahkan masalah yang
timbul diantara orang-orang yang berada dalam tingkat yang sama.
d) Menjamin
pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan maka perlu
ada pemahaman yang sama dari semua komponen yang ada dalam organisasi.
e)
Mengembangkan sokongan
interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja adalah berinteraksi
dengan teman untuk memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya.
Di sekolah memang tidak banyak personel
kalau di pandang dari personel dewasa, yaitu guru dan pegawai non guru. Namun
jika siswa di pandang sebagai pesonel sekolah maka jumlahnya akan menjadi besar.
Oleh karena itu komunikasi intern yang
baik antar berbagai personel tersebut harus di kembangkan sedemikian rupa untuk
mencapai hasil optimal. Kurangnya komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil
yang diwujudkan, bahkan kegagalan pencapaian tujuan. Kepala sekolah mempunyai
kewajiban untuk membina komunikasi intern dengan sebaik-baiknya agar para guru
dan karyawan lainya mampu bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan
kinerjanya.
Komunikasi eksteren ini, meliputi hubungan
sekolah dengan masyarakat, sekolah dengan orang tua siswa, baik secara
individual maupun lembaga.
Hubungan
sekolah dengan orang tua siswa dapat dijalin melalui berbagai cara, (1)Adanya kesamaan tanggung jawab dan (2)Adanya
kesamaan tujuan.
1.
Tujuan Hubungan Sekolah
dengan Orang Tua Siswa
a)
Saling membantu dan
saling isi mengisi, dengan memahami kekurangan dan kelemahan anak, guru dan
orang tua siswa dapat bersama-sama membinanya.
b)
Bantuan uang dan
barang, baik sekali secara perseorangan maupun melalui lembaga yang disebut
BP3.
c)
Untuk mencegah
perbuatan yang kurang baik.
d) Bersama-sama
membuat rencana yang baik untuk sang anak, misalnya, menembangkan bakal olah
raga, musik, seni tari, seni lukis, dan sebagainya.
2.
Cara menjalin Hubungan
Sekolah dengan Orang Tua
a)
Melalui Dewan Sekolah
Dewan
sekolah adalah suatu lembaga yang perlu dibentuk dalam rangka pelaksanaan MBS
Anggota dewan sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru, beberapa tokoh masyarakat
serta orang tua siswa yang memiliki potensi dan perhatian terhadap pendidikan.
b)
Melalui BP3
BP3
adalah organisasi orang tua siswa, yang bertugas dan berfungsi untuk memberikan
bantuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
c)
Melalui pertemuan
penyerahan buku laporan pendidikan.
d) Melalui
ceramah ilmiah, yang membahas masalah yang berkaitan dengan peningkatan
prestasi siswa.
Sekolah merupakan lembaga sosial yang
tidak dapat dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakatpun
tidak dapat dipisahkan dari sekolah. Dikatakan demikian karena keduanya
memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi tugas
untuk mendidik, melatih dan membimbing generasi muda bagi peranannya di masa
depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan. Hubungan
sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk komunikasi eksteren yang dilakukan
atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat menghendaki tenaga
yang terampil dan demokratis. Individu seperti itu diharapkan datang dari
sekolah. Karena itu, antara sekolah dan masyarakat mempunyai kesamaan tujuan.
Pada hakekatnya hubungan antara lembaga
pendidikan dan masyarakat sangatlah bersifat korelatif, saling mendukung satu
sama lain. Lembaga maju karena adanya dukungan dari masyarakat dan masyarakat
bisa maju karena adanya pendidikan yang memadai. Karena bagaimanapun juga
setiap peserta didik pasti akan terjun ke masyarakat.
Oleh sebab itulah,
peran aktif masyarakat dalam memajukan pendidikan akan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan pendidikanmasa depan. Dengan demikian, tujuan nasional
yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa dan memeratakan pendidikan dengan sistem
Wajar (wajib belajar 9 Tahun) akan berhasil dan menghasilkan out put yang
bermutu dan siap terjun di masyarakat dengan berbagai tantangan yang ada di
dalamnya.
1.
Tujuan Hubungan antara
Sekolah dengan Masyarakat
Berdasarkan
dimensi kepentingan sekolah, tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
a)
Memelihara kelangsungan
hidup sekolah.
b)
Meningkatkan mutu
pendidikan sekolah.
c)
Memperlancar kegiatan
belajar mengajar.
d) Memperoleh
bantuan dan dukungan dari masyarakat.
Berdasrkan dimensi
kepentingan masyarakat, tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
a)
Memajukan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b)
Memperoleh masukan dari
sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.
c)
Menjamin relevansi
program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
d) Memperoleh
kembali anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkatkan kemampuan.
2.
Bidang Kerjasama
Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan
sekolah dengan masyarakat antara lain dengan lewat bidang pendidikan kesenian,
olah raga, dan keterampilan serta pendidikan bagi anak berkelainan.
Secara garis besar ada tiga hal yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat dalam pendidikan. Pertama, kesadaran masyarakat akan pentingnya
pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup, kesejahteraan dan martabatnya.
Dengan kesadaran seperti ini masyarakat akan mempunyai pandangan bahwa
penyelenggaraan pendidikan adalah semata-mata untuk mereka. Tugas sekolah
adalah memberikan pencerahan dan penyadaran di tengah-tengah masyarakat bahwa
pendidikan sangatlah penting artinya untuk peningkatan taraf dan martabat hidup
mereka.
Kedua, responsibility sekolah. Penyelenggara pendidikan
(pihak sekolah) mempunyai semangat dan kemauan untuk memberikan ruang-raung
atau kesempatan kepada masyarakat untuk berparitisipasi. Dengan memberikan
kesempatan atau bahkan dorongan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi
mempunyai dampak terhadap kesadaran akan pentingnya pendidikan dan akan
pentingnya masyarakat berpartisipasi terhadap penyelenggaraan pendidikan.
Ketiga, regulasi.
Hal ini sangat penting untuk mendorong semua pihak agar mempunyai kemauan untuk
ikut ambil bagian dalam pendidikan. Pemerintah sebagai pengayom masyarakat yang
diharapkan menjadi pengayom untuk semua masyarakat mempunyai tanggung jawab
untuk menciptakan kondisi yang kondusif.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Secara parsial
komunikasi interen berpengaruh positif terhadap efektivitas kerja guru dan
karyawan.
1.
Komunikasi kebawah pada
aspek pemberian petunjuk pelaksanaan pekerjaan oleh kepala sekolah kepada guru
dan karyawan perlu dibina.
2.
Komunikasi keatas
dilihat dari aspek penyampaian gagasan atau ide dari guru dan karyawan kepada
kepala sekolah perlu disampaikan.
3.
Komunikasi antara pihak
sekolah dengan masyarakat perlu dibina.
Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Organsasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mulyana, Dedy. 2001. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suprihatin, MH.dkk. 2004. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT MKK
Universitas Negeri Semarang.
Trimo, Soejono. 1986. Analisis Kepemimpinan. Bandung: Angkasa.
Sutomo. dkk. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT Unnes Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar