Kamis, 26 Juni 2014

Nyekar


Didalam masyarakat Jawa terdapat banyak kegiatan-kegiatan yang khas. Salah satu kegiatan tersebut adalah nyekar atau ziarah kubur. Nyekar berasal dari kata “sekar”, yaitu bunga. Nyekar dapat dilakukan kapan saja. Namun, pada umumnya nyekar dilakukan tepat dihari orang yang kita ziarahi meninggal, atau saat mempunyai hajat, menyambut datangnya bulan Ramadhan, sebelum atau setelah Idul Fitri, saat bermimpi orang yang meninggal tersebut, dan sebelum berpergian jauh; seperti merantau. Nyekar dilakukan untuk menghormati dan mendoakan orang yang sudah meninggal, sebagai salah satu bentuk bakti kita kepada orang yang sudah meninggal tersebut dan sebagai pengingat bahwa masih ada kehidupan lain setelah di dunia, yaitu akhirat.
Nyekar yang biasa dilakukan adalah dengan menabur bunga. Sebelum pergi ke makam, terlebih dahulu menyiapkan bunga (lebih baik jika ada tujuh rupa), air, dan pendel. Menggunakan bunga, karena untuk memberikan efek wangi pada sekitar makam, air untuk membasahi makam agar tumbuhan yang hidup sekitar makam tidak kekeringan dan keharuman bunga tadi sampai kedalam tanah, dan pendel untuk memberikan kesejukan. Ada juga orang yang membawa sesajen dan membakar menyan dengan ditaburi gula pasir dan dengan dibacakan doa-doa Jawa, yang pada saat ini hanya sesepuh desa yang bisa. Saat membawa bunga campuran tersebut, dilarang menciumi baunya, karena akan mengurangi keharumannya dan merupakan sikap yang tidak hormat. Dianjurkan juga saat berangkat dan pulang tidak pada satu jalur yang sama, hal tersebut dilakukan agar kita bisa mengenal wilayah sekitar dan berani mengambil keputusan yang berbeda. Ketika sampai didepan area makam, langkah pertama ketika masuk adalah menggunakan kaki kanan dan sebaliknya ketika pulang menggunakan kaki kiri, karena niat baik diawali dari kanan dan kiri untuk mengintrospeksi diri. Bagi wanita yang sedang haid dilarang memasuki area makam, karena dalam keadaan tidak suci dan kosong. Takutnya nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan, seperti  kemasukan makhluk gaib.
Banyak orang yang salah mengartikan nyekar, biasanya mereka pergi ke makam dengan membawa sesajen yang bertujuan tidak untuk mendoakan akan tetapi untuk meminta sesuatu harapan, padahal itu salah. Orang yang sudah meninggal tidak bisa berbuat apa-apa bagi kehidupan orang yang masih hidup. Orang meninggal hanya membutuhkan doa, terutama doa seorang anak.
            Pada perkembangan jaman saat ini dan berkembangnya ajaran Islam yang semakin pesat, ziarah kubur dilakukan dengan mendoakan saja, tidak dengan menabur bunga maupun membawa sesajen, karena merupakan sikap boros. Memperindah makam pun juga merupakan sikap boros. Daripada biayanya untuk membeli ataupun memperindah makam lebih baik untuk keperluan yang lebih penting lagi. Apalagi jika kita dalam keadaan serba kekurangan dan menganggap bahwa nyekar sebuah kewajiban, tentu akan semakin terbebani.

Mendoakan orang yang sudah mati pun bisa dilakukan di rumah, yang terpenting adalah niat kita untuk mendoakan orang yang sudah meninggal tersebut, agar segala dosa-dosanya terampuni. Lebih baik lagi, jika kita mendoakannya setiap hari. Kita juga bisa bersedekah dengan niat untuk orang yang sudah meninggal tersebut maupun menjalankan wasiatnya, sebagai bentuk bakti kita. 


ilustrasi foto: http://www.diaryofaproductjunkie.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar