Sunyanak
(75), penjual makanan tradisioanal di Pasar Krempyeng, tidak berpikir akan
menjajakkan olahannya yang sederhana itu di pasar.
Sunyanak mulai menekuni jajanan
pasar sejak tujuh tahun silam, sebelumnya Sunyanak berjualan hasil kebun ke
Pasar Jatingaleh. Karena sekarang tubuh tuanya tidak kuat seperti dulu, ia
memutuskan untuk berjualan di pasar dekat rumahnya.
“Walaupun
anak-anak saya sudah berkeluarga dan hidup mapan, tetapi saya beserta suami,
Slamet (80), tidak ingin merepotkan mereka. Bagi kami, bisa melihat mereka
bahagia sudah lebih dari cukup,” tutur Sunyanak di rumah sederhananya yang
berukuran 3x9, Banaran, seusai berjualan di Pasar Krempyeng, Minggu (9/6).
Di
mata suaminya, Sunyanak adalah seorang istri sekaligus ibu yang sangat tangguh.
Sunyanak tidak merasa terpaksa dengan apa yang sudah ia lakukan. Semua ia
lakukan dengan senang dan penuh rasa syukur. Sunyanak bangga menjadi orang tua
mandiri yang tidak merepotkan anak. Menjadi orang tua manja di hadapan kelima
anak-anak dan keenambelas cucunya merupakan pantangan baginya.
Dengan mencari penghasilan sendiri,
Sunyanak bisa memberi uang jajan tambahan untuk cucu-cucunya serta untuk biaya
pengajian tiap dua kali seminggu. Walaupun tak seberapa penghasilan yang
didapat setiap harinya. Dengan modal limapuluh ribu, Sunyanak hanya mampu memperoleh
untung sepuluh ribu. Jika hari sabtu dan minggu Sunyanak bisa tersenyum lebar,
apa yang dia jual laku banyak dan keuntungan bisa mencapai tigapuluh ribu.
Di temani dengan lampu kuning lima wattnya,
setiap jam tiga pagi Sunyanak harus memulai meracik jualan yang akan dibawanya
ke pasar. Semua jenis olahannya berbahan dari ketela, beras ketan dan tepung tapioka,
serta dibumbui garam, gula, dan kelapa parut muda.
Di tengah persaingan industri
makanan yang beranekaragam, Sunyanak optimis jualannya akan laku di pasaran. Jika
jualannya tidak habis, Sunyanak hanya bisa menerima itu semua dan berdoa agar esok
jualannya bisa ludes terjual.
Berjualan
jajanan pasar merupakan salah satu upaya
Sunyanak untuk mengajak orang-orang agar tidak
melupakan jajanan pasar. Ia pun
berharap kelak ada yang melanjutkan usahanya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar