Kamis, 03 Juli 2014

Komunikasi dalam Manajemen Sekolah




Efektifitas kerja sangatlah diperlukan dalam suatu organisasi dalam hal ini adalah organisasi sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan terciptanya efektivitas kerja maka pegawai akan berusaha mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan. Sebaliknya ketidakefektivan dalam bekerja maka pegawai akan mudah putus asa bila mendapatkan kesulitan dalam pelaksanaan tugas sehingga sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai efektivitas kerja guru dan karyawan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah Komunikasi dan Kepemimpinan kepala sekolah.  Komunikasi adalah suatu proses pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim pesan dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. (Muhammad, 2001 : 5)  Komunikasi intern merupakan komunikasi antar personel yang ada dalam organisasi harus senantiasa di kembangkan, baik oleh kepala sekolah maupun oleh para guru dan personel lainnya. Komunikasi intern yang terbina baik akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan pekerjaan sekolah yang menjadi tugas bersama.
Komunikasi merupakan sarana yang diperlukan guna untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pegawai ketujuan dan sasaran organisasi. Selain itu komunikasi juga sebagai sarana untuk menyatukan arah dan pandangan serta pikiran antara pimpinan dan bawahan dalam hal ini Kepala sekolah dan guru serta karyawan lainnya. Dengan adanya komunikasi, bawahan dapat memperoleh informasi dan petunjuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan dan kesalahpahaman yang ada sehingga akhirnya akan mempengaruhi efektivitas kerja bawahanya. (Suprihatin,  2004:99)  Peranan komunikasi tidak saja sebagai sarana atau alat bagi Kepala Sekolah menyampaikan informasi, misalnya tentang suatu kebijakan, tetapi juga sebagai sarana memadukan aktifitas-aktifitas secara terorganisasi dalam mewujudkan kerjasama. Bahwa suatu organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi dan bahkan lebih dari itu organisai tidak dapat berdiri tanpa komunikasi.
Komunikasi diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan bawahan ketujuan dan sasaran organisasi. Selain itu komunikasi juga sebagai sarana untuk menyatukan arah dan pandangan serta pikiran antara pimpinan dan bawahan. Dengan adanya komunikasi bawahan dapat memperoleh informasi dan petunjuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan dan kesalahpahaman yang pada akhirnya akan mempengaruhi efektivitas kerja pegawai. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Suprihatin (2004 : 100).  Hal yang harus diperhatikan oleh semua personel yang ada dalam suatu organisasi adalah terbinanya komunikasi intern yang baik.  Komunikasi antara kepala sekolah dengan pihak guru ataupun karyawan maupun sesama guru ataupun sesama karyawan harus dibina.
Adanya komunikasi yang baik secara vertikal antara bawahan dan atasan maupun secara horizontal di antara pelaksana tugas di tingkat bawah akan memungkinkan semua pesan tugas dari atas kepada bawahan yang lebih jelas yang pada akhirnya akan memberikan kemudahan bahwa dalam melaksanakan tugas tersebut, sedangkan adanya komunikasi antara pelaksana di tingkat bawah yang baik, akan memungkinkan adanya pertukaran informasi diantara mereka yang pada akhirnya akan membantu memperlancar jalannya pelaksanaan tugas tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Deddy Mulyana (2001:167) komunikasi merupakan sarana yang diperlukan guna untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pegawai ketujuan dan sasaran organisasi. Selain itu komunikasi juga sebagai sarana untuk menyatukan arah dan pandangan serta pikiran antara pimpinan dan bawahan dalam hal ini Kepala sekolah dan guru serta karyawan lainnya yang pada akhirnya akan memperlancar pelaksanaan tugas.  Dengan adanya komunikasi, bawahan dapat memperoleh informasi dan petunjuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan dan kesalahpahaman yang ada sehingga akhirnya akan mempengaruhi efektivitas kerja bawahanya.

1.      Apa yang dimaksud dengan komunikasi intern dan komunikasi ekstern ?
2.      Bagaimana prinsip – prinsip dalam berkomunikasi intern?
3.      Bagaimana bentuk – bentuk komunikasi intern ?
4.      Bagaimana cara menjalin hubungan Sekolah dengan orang tua ?
5.      Faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap sekolah ?

1.      Mengetahui pengertian komunikasi intern dan komunikasi ektern
2.      Mengatahui prinsip – prinsip dalam berkomunikasi intern
3.      Mengeatahui bentuk – bentuk komunikasi intern
4.      Mengetahui cara menjalin hubungan Sekolah dengan orang tua
5.      Mengetahui faktor – faktor yang memepengaruhi partisipasi masyarakat terhadap sekolah

1.      Dapat mengimplementasikan komunikasi yang baik dalam sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.



Komunikasi dalam manajemen sekolah sangat diperlukan, baik komunikasi interen maupun komunikasi eksteren. Kedua komunikasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran, kemudahan, dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas.
Komunikasi interen merupakan komunikasi antar personil harus senantiasa dikembangkan, baik oleh kepala sekolah maupun oleh para guru dan personil lainnya. Komunikasi interen yang terbina baik akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan pekerjaan sekolah yang menjadi tugas bersama. Sedang komunikasi eksteren merupakan bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan eksternal di sekitarnya, untuk mendapatkan masukan dari lingkungannya berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah. Komunikasi eksteren ini meliputi hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan hubungan sekolah dengan masyarakat, baik secara individu maupun melembaga.

Dalam pelaksanaan manajemen sekolah, pengembangan komunikasi antar personil yang sehat harus senantiasa dikembangkan. Komunikasi interen yang terbina dengan baik akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan persoalan sekolah.

Manajemen dilihat dari kegiatan orang-orangnya berarti kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
Di sekolah memang tidak banyak personil kalau dipandang dari personil dewasa, yaitu guru dan pegawai non guru. Namun jika siswa dipandang sebagai personil sekolah, jumlahnya akan menjadi banyak. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara berbagai personil tersebut harus dikembangkan sedemikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin. Kurang komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan, bahkan kegagalan pencapaian tujuan. Kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk membina komunikasi interen dengan sebaaik-baiknya agar para guru mampu bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.
Upaya membina komunikasi tidak sekedar untuk menciptakan kondisi yang menarik dan hangat, tetapi akan mendapatkan makna yang mendalam dan berarti bagi pendidikan dalam suatu sekolah. Dengan demikian setiap personil dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestasi lebih baik, dan mengerjakan tugas mendidiknya dengan penuh kesadaraan.
Komunikasi interen  sangat dirasakan manfaatnya, terutama oleh seorang pemula yang baru memasuki satu dunia tersendiri, seperti sekolah. Seorang pemula akan masih canggung dan hati-hati melaksanakan tugas besarnya, karena ia masih harus adaptasi dengan lingkungan kerja, yang sama sekali baru. Pada saat itu uluran tangan teman yang sudah bekerja lama disitu akan membuatnya gembira dan berterimakasih. Sebaliknya pegawai lama pun berkepentingan agar yang baru segera dapat berfungsi dengan tepat sehingga tenaga baru itu akan menjadi bantuan yang sangat berharga. Dalam bekerja bantuan sesama teman akan senantiasa diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi. Banyak masalah yang perlu didiskusikan bersama, misalnya masalah pengajaran, model mengajar yang baru, pendekatan baru, teknik evaluasi, dan lain-lain, kesemuanya itu perlu adanya diskusi antar teman untuk menyempurnakan langkah dalam mencapai tujuan sehingga efektif dan efisien.
Hubungan yang ada di sekolah antara lain adalah hubungan pribadi, hubungan kedinasan, dan hubungan profesional. Hubungan pribadi adalah hubungan yang didasarkan kepentingan pribadi, hubungan dinas menghendaki kerjasama dan pertukaran pikiran. Hubungan profesional dipengaruhi oleh “tata krama” profesional, terbuka untuk menggernukkan pendapat, keputusan diambil berdasarkan pertukaran pendapat, dan keputusan bersifat pedoman.
Komunikasi interen dapat diikat oleh ikatan profesional, yakni “tata krama” sesuai dengan Kode Etik Guru. Kalau hubungan yang berlandaskan tata krama profesional kuat, hubungan pribadi akan hadir dengan sendirinya dalam bentuk komunikasi profesioanl.
Kepala sekolah sebaiknya bertingkah laku dengan menggunakan prinsip demokrasi dan harus menganggap guru bukan sebagai pembantu, tetapi sebagai partner (mitra) dalam kelompok. Untuk kepentingan itu kepala sekolah perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)      Bersikap terbuka, tidak memaksakan kehendak, tapi bertindak sebagai fasilitator yang mendorong suasana demokratis dan kekeluargaan.
2)      Mendorong guru untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan suatu masalah, dan mendorong supaya guru mau melaksanakan aktivitar dan berkreativitas.
3)      Mengembangkan kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka dan mendengarkan pendapat orang lain.
4)      Mendorong para guru dan pegawai untuk mengambil keputusan yang terbaik dan menaati keputusan itu.
5)      Berlaku sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil kesimpulan secara redaksional.

Adapun prinsip komunikasi intern yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan organisasi selain tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1)      Pimpinan harus mengadakan persiapan secara seksama sebelum berkomunikasi.
2)      Pimpinan harus membangkitkan perhatian komunikator sebelum komunikasi dimulai.
3)      Memelihara kontak pribadi selama berkomunikasi.
4)      Tunjukan diri sebagai komunikator yang baik.
5)      Berbicara secara menyakinkan.
6)      Bersikap empatik dan simpatik.
7)      Bertindak sebagai pembimbing bukan pendorong.
8)      Mengemukakan pesan komunikasi yang menyangkut kepentingan komunikan, bukan kepentingan komunikator semata.
A.      Komunikasi Kebawah (Downward communication) atau komunikasi kepala sekolah dengan para guru dan karyawan.
Yaitu komunikasi yang bergerak dari pimpinan ke bawahan. Tiap komunikasi yang mengalir dari pimpinan puncak hingga ke bawah mengikuti hierarki adalah komunikasi kebawah. Pendapat lain mengatakan bahwa komuniukasi kebawah adalah komunikasi yang mengalir dari pucuk pimpinan ke berbagai jenjang yang ada dibawahnya, berisi yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pimpinan.
Tipe-tipe komunikasi kebawah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.        Instruksi tugas
Instruksi tugas/pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukanya. Pesan itu dapat berupa perintah langsung, deskripsi tugas, prosedur manual, program latihan tertentu.

2.        Rasional
Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktifitas itu dengan aktifitas lain dalam organisasi atau obyek organisasi. Kualitas dan kwantitas dari komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan mengenai bawahanya. Bila pimpinan menganggap bawahanya pemalas maka pimpinan memberikan pesan yang bersifat rasional ini sedikit tetapi bila bawahan dapat memotivasi dirinya sendiri maka pesan rasional yang disampaikan banyak.

3.        Ideologi
Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan rasional. Pesan rasional penekananya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.


4.        Informasi
Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional.

5.        Balikan
Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaan. Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini adalah apabila pimpinan tidak mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaanya sudah memuaskan.

Metode komunikasi kebawah keatas dapat dilakukan antara lain :
a.         Ketersediaan
Metode-metode yang sudah tersedia dalam suatu organisasi lebih cenderung untuk digunakan. Bila diperlukan dapat ditambah dengan metode lain untuk menjadikan lebih efektif. Dalam hal ini penggunaan metode komunikasi cenderung menggunakan sarana-sarana yang telah tersedia dalam organisasi. Misalnya dalam menyampaikan informasi dari pimpinan dengan menggunakan memo, atau surat perintah dll.

b.        Biaya
Pertimbangan biaya yang paling murah akan cenderung dipilih untuk menyebarluaskan informasi yang bersifat rutin dan tidak mendesak. Tetapi bila informasi yang akan dikomunikasikan tidak bersifat rutin dan mendesak maka soal biaya tidak begitu dipertimbangkan agar informasi cepat sampai. Dalam penyampaian informasi keseluruh komponen organisasi pemilihan biaya yang paling murah harus dipertimbangkan organisasi agar penggunaan biaya tidak mengganggu jalannya organisasi dan penyampaian informasi dapat lebih efektif.

c.         Dampak
Metode yang memberikan dampak atau kesan yang lebih besar akan sering dipilih atau digunakan daripada metode yang sedang atau kurang dampaknya. Dalam penggunaan metode ini akan dipilih metode yang dapat memberikan kesan yang berarti kepada penerima pesan akan lebih sering digunakan karena hal tersebut akan lebih mempercepat pemahaman dari penyampaian informasi yang disampaikan

d.        Relevansi
Metode yang relevan dengan tujuan yang akan dicapai paling sering dipilih. Penggunaan metode komunikasi kebawah harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dari penyampaian informasi tersebut. Misalnya untuk memberikan informasi yang pendek mungkin lebih tepat digunakan metode lisan yang diikuti dengan penggunaan memo. Tetapi jika tujuan untuk memberikan informasi yang kompleks dan rinci maka lebih tepat menggunakan metode laporan secara tertulis.

e.         Respon
Pemilihan metode juga dipengaruhi oleh apakah respon terhadap informasi itu diinginkan atau diperlukan. Bila diinginkan maka metode lisan secara tatapmuka lebih efektif dalam bentuk interpersonal maupun rapat. Dalam hal ini adalah efek yang terjadi setelah informasi tersebut disampaikan kepada bawahan, apakah respon dari bawahan bagus atau tidak, maka hal tersebut harus selalu dipertimbangkan oleh pimpinan supaya tika memberikan dampak yang buruk bagi organisasi.

f.        Skill
Metode yang paling cocok digunakan adalah metode yang paling sesuai dengan skill si penerima dan si pengirim. Bila si penerima mempunyai latar belakang pendidikan yang kurang, maka metode tulisan yang bersifat kompleks kurang tepat digunakan. Penggunaan metode penyampaian informasi harus memperhatikan kemampuan dari si penerima informasi, agar dapat dicapai efektifitas penyampaian informasi karena kemampuan menerima informasi dari setiap orang berbeda.
Selanjutnya mana metode yang paling efektif dan paling sering digunakan oleh pimpinan adalah penggunaan saluran kombinasi cenderung memberikan hasil yang terbaik. Dengan kata lain, untuk menyampaikan informasi kepada para pegawai dengan tepat. Kombiasi saluran tulisan dan lisan memberikan hasil terbaik. Mengirimkan pesan menggunakan lebih dari satu saluran terasa berlebihan tetapi hal ini ternyata dapat memastikan bahwa pesan tersebut akan selalu diingat oleh bawahan.

B.       Komunikasi keatas (Upward Communication) atau komunikasi guru dan karyawan kepada kepala sekolah
Adalah arus komunikasi yang bergerak dari bawah keatas. Pesan yang disampaikan antara lain laporan pelaksanaan pekerjaan, keluhan karyawan, sikap dan perasaan karyawan tentang beberapa hal, pengembangan prosedur dan teknik, informasi tentang produksi dan hasil yang dicapai, dll. Jika arus informasi keatas tidak lancar maka manajemen tingkat atas atau pimpinan kurang mengetahui dan menyadari secara tepat keadaan organisasi pada umumnya.
Alasan pentingnya Komunikasi dari bawah ke pimpinan antara lain, Pertama pimpinan mendapatkan informasi yang di perlukan untuk menilai berbagai kekurangan, sebagai bahan pengambilan keputusan dan mungkin untuk memperbaiki komunikasi kebawah, terutama melalui beberapa jenis balikan. Balikan ini perlu untuk menentukan apakah pegawai-pegawai telah menerima atau mengerti pesan-pesan yang di sampaikan kepada mereka. Kedua, tanpa mekanisme komunikasi keatas melalui mana pegawai yang lebih rendah dapat mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat atau usul, menyatakan rasa tidak puas, menyatakan keluhan atau mengajukan saran-saran mengenai kebijakan yang telah di tetapkan.
Komunikasi keatas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu sebagai berikut:
a)             Dengan adanya komunikasi keatas pimpinan dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya pimpinan menerima apa yang disampaikan karyawan.
b)             Arus komunikasi keatas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan.
c)             Komunikasi keatas memperkuat apresiasi dan loyalitas bawahan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.
d)            Komunikasi keatas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan pimpinan mengetahuinya.
e)             Komunikasi keatas menjadikan pimpinan dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi yang ke bawah.
f)              Komunikasi keatas membantu bawahan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugasnya dan organisasi.


C.       Komunikasi Horisontal (Horizontal Comunication)
Apabila terjadi komunikasi diantara anggota kelompok kerja yang sama, diantara kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara manajer pada tingkat yang sama atau antara bagian atau departemen pada tingkat yang sama, atau antara pegawai-pegawai apa saja yang secara horizontal sama dalam hierarki organisasi, maka komunikasi tersebut adalah komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal ini sangat inten dilakukan antar bagian yang memiliki tingkat sekuensi kerja yang tinggi, yang dimaksudkan untuk menghemat waktu dan memudahkan melakukan koordinasi yang dapat berlangsung secara formal (hubungan-hubungan kerja dalam pembagian struktur kerja diatur secara formal atau secara informal) untuk mempercepat tindakan.
Komunikasi horizontal mempunyai tujuan tertentu diantaranya sebagai berikut:
a)        Mengkoordinasikan tugas-tugas. Bagian-bagian tertentu yang sama jenjangnya dalam organisasi kadang-kadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan hala-hal yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi.
b)        Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas.
c)        Memecahkan masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada dalam tingkat yang sama.
d)       Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan maka perlu ada pemahaman yang sama dari semua komponen yang ada dalam organisasi.
e)        Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja adalah berinteraksi dengan teman untuk memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya.

Di sekolah memang tidak banyak personel kalau di pandang dari personel dewasa, yaitu guru dan pegawai non guru. Namun jika siswa di pandang sebagai pesonel sekolah maka jumlahnya akan menjadi besar.
Oleh karena itu komunikasi intern yang baik antar berbagai personel tersebut harus di kembangkan sedemikian rupa untuk mencapai hasil optimal. Kurangnya komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang diwujudkan, bahkan kegagalan pencapaian tujuan. Kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk membina komunikasi intern dengan sebaik-baiknya agar para guru dan karyawan lainya mampu bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.


Komunikasi eksteren ini, meliputi hubungan sekolah dengan masyarakat, sekolah dengan orang tua siswa, baik secara individual maupun lembaga.

Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dapat dijalin melalui berbagai cara,  (1)Adanya kesamaan tanggung jawab dan (2)Adanya kesamaan tujuan.
1.        Tujuan Hubungan Sekolah dengan Orang Tua Siswa
a)        Saling membantu dan saling isi mengisi, dengan memahami kekurangan dan kelemahan anak, guru dan orang tua siswa dapat bersama-sama membinanya.
b)        Bantuan uang dan barang, baik sekali secara perseorangan maupun melalui lembaga yang disebut BP3.
c)        Untuk mencegah perbuatan yang kurang baik.
d)       Bersama-sama membuat rencana yang baik untuk sang anak, misalnya, menembangkan bakal olah raga, musik, seni tari, seni lukis, dan sebagainya.

2.        Cara menjalin Hubungan Sekolah dengan Orang Tua
a)        Melalui Dewan Sekolah
Dewan sekolah adalah suatu lembaga yang perlu dibentuk dalam rangka pelaksanaan MBS Anggota dewan sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru, beberapa tokoh masyarakat serta orang tua siswa yang memiliki potensi dan perhatian terhadap pendidikan.
b)        Melalui BP3
BP3 adalah organisasi orang tua siswa, yang bertugas dan berfungsi untuk memberikan bantuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
c)        Melalui pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan.
d)       Melalui ceramah ilmiah, yang membahas masalah yang berkaitan dengan peningkatan prestasi siswa.

Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakatpun tidak dapat dipisahkan dari sekolah. Dikatakan demikian karena keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi tugas untuk mendidik, melatih dan membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan. Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk komunikasi eksteren yang dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat menghendaki tenaga yang terampil dan demokratis. Individu seperti itu diharapkan datang dari sekolah. Karena itu, antara sekolah dan masyarakat mempunyai kesamaan tujuan.
Pada hakekatnya hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangatlah bersifat korelatif, saling mendukung satu sama lain. Lembaga maju karena adanya dukungan dari masyarakat dan masyarakat bisa maju karena adanya pendidikan yang memadai. Karena bagaimanapun juga setiap peserta didik pasti akan terjun ke masyarakat.
Oleh sebab itulah, peran aktif masyarakat dalam memajukan pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikanmasa depan. Dengan demikian, tujuan nasional yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa dan memeratakan pendidikan dengan sistem Wajar (wajib belajar 9 Tahun) akan berhasil dan menghasilkan out put yang bermutu dan siap terjun di masyarakat dengan berbagai tantangan yang ada di dalamnya.
1.        Tujuan Hubungan antara Sekolah dengan Masyarakat
Berdasarkan dimensi kepentingan sekolah, tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
a)        Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
b)        Meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
c)        Memperlancar kegiatan belajar mengajar.
d)       Memperoleh bantuan dan dukungan dari masyarakat.

Berdasrkan dimensi kepentingan masyarakat, tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
a)        Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b)        Memperoleh masukan dari sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.
c)        Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
d)       Memperoleh kembali anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkatkan kemampuan.

2.        Bidang Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain dengan lewat bidang pendidikan kesenian, olah raga, dan keterampilan serta pendidikan bagi anak berkelainan.


Secara garis besar ada tiga hal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pendidikan. Pertama, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup, kesejahteraan dan martabatnya. Dengan kesadaran seperti ini masyarakat akan mempunyai pandangan bahwa penyelenggaraan pendidikan adalah semata-mata untuk mereka. Tugas sekolah adalah memberikan pencerahan dan penyadaran di tengah-tengah masyarakat bahwa pendidikan sangatlah penting artinya untuk peningkatan taraf dan martabat hidup mereka.
Kedua, responsibility sekolah. Penyelenggara pendidikan (pihak sekolah) mempunyai semangat dan kemauan untuk memberikan ruang-raung atau kesempatan kepada masyarakat untuk berparitisipasi. Dengan memberikan kesempatan atau bahkan dorongan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi mempunyai dampak terhadap kesadaran akan pentingnya pendidikan dan akan pentingnya masyarakat berpartisipasi terhadap penyelenggaraan pendidikan.
Ketiga, regulasi. Hal ini sangat penting untuk mendorong semua pihak agar mempunyai kemauan untuk ikut ambil bagian dalam pendidikan. Pemerintah sebagai pengayom masyarakat yang diharapkan menjadi pengayom untuk semua masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan kondisi yang kondusif.

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.        Secara parsial komunikasi interen berpengaruh positif terhadap efektivitas kerja guru dan karyawan.

1.        Komunikasi kebawah pada aspek pemberian petunjuk pelaksanaan pekerjaan oleh kepala sekolah kepada guru dan karyawan perlu dibina.
2.        Komunikasi keatas dilihat dari aspek penyampaian gagasan atau ide dari guru dan karyawan kepada kepala sekolah perlu disampaikan.
3.        Komunikasi antara pihak sekolah dengan masyarakat perlu dibina.




Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Organsasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyana, Dedy. 2001. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suprihatin, MH.dkk. 2004. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.
Trimo, Soejono. 1986. Analisis Kepemimpinan. Bandung: Angkasa.

Sutomo. dkk. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT Unnes Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar